![]() |
Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto di Acara Obsat (11/5) |
Dalam kesempatan malam yang
sangat bahagia itu, hadir pembicara kondang yakni Menteri Perindustrian
Airlangga Hartanto dan juga youtuber yaitu Eno Bening yang lebih dikenal dengan
Content Creatornya.
Perubahan industri saat
ini merupakan keniscayaan, sadar ataupun tidak, revolusi tersebut akan melewati
zaman ini. Oleh karena itu, dalam hal ini Pemerintah Indonesia mulai berbenah
menghadapi perubahan industri dengan meluncurkan peta jalan “Making Indonesia
4.0”, ini adalah strategi untuk memuluskan langkah Indonesia menjadi salah satu
kekuatan baru di Asia.
Tentu saja, “Making
Indonesia 4.0” adalah sebuah peta jalan yang memberikan arah yang jelas bagi
pergerakan industri nasional di masa depan, termasuk fokus pada pengembangan
sektor prioritas yang akan menjadi kekuatan Indonesia menuju Industri 4.0.
Menurut pemaparan yang
disampaikan oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto bahwa Pemerintah
memilih sektor makanan dan minuman, fashion, otomotif, kimia, dan
elektronik sebagai fokus dalam program revolusi Industri 4.0.
“Pemilihan kelima sektor tersebut bukan tanpa alasan, selain
pelaksanaannya yang lebih mudah karena sudah lebih siap, sektor tersebut juga
dapat memberikan dampak yang besar bagi pertumbuhan industri dan ekonomi
Indonesia.” Ujar Airlangga lebih lanjut.
Di
samping itu pula, kata Airlangga menegaskan bahwa kelima sektor tersebut juga
memiliki kontribusi yang besar terhadap ekspor, tenaga kerja, dan Produk
Domestik Bruto.
“Industri di sini ada 84 jenis,
tetapi nggak mungkin
kita pilih semua. Meski yang dipilih lima saja, bukan berarti yang lain tidak
penting. Lima sektor tersebut dipilih karena merupakan sektor yang 80 persen
diperdagangkan di dunia, demand-nya
tinggi,” ungkap Airlangga yang lebih dikenal sebagai Ketua Umum Golkar.
Airlangga juga menambahkan bahwa di era digital saat ini, Menurutnya
yang diperlukan adalah ide, adapun modal akan menghampiri dengan sendirinya.
Oleh karena itu, kata dia Pemerintah sudah menyiapkan strategi untuk melejitkan
pencapaian itu jadi lebih baik. Salah satu "senjata"nya adalah
memaksimalkan kualitas pendidikan di seluruh Indonesia.
Seperti contohnya adalah Pemerintah sedang menggalakkan
Santripreneur yaitu program yang sedang tren di Kemenperin yang mendorong di
seluruh pesantren bisa menjual air minum, roti, dan warung serba ada.
Dalam kesempatan yang sama, hadir pula sebagai pembicara yakni Eno
Bening, content
creator meyampaikan bahwa profesi yang ia jalani merupakan dampak
positif dari revolusi Industri 4.0. Sebelumnya ia sendiri tak pernah terpikir
akan menjalani profesi seperti saat ini.
“Saya
juga salah satu orang yang juga berkecimpung di dunia industri, tapi kami
menyebutnya industri kreatif. Dan kami juga salah satu bukti nyata bahwa
perkembangan industri itu benar-benar hadir di Indonesia,” ungkap youtuber yang
memiliki subscriber banyak itu.
Eno
juga menyadari bahwa revolusi Industri 4.0 akan menjadi tantangan tersendiri
bagi anak muda di Indonesia. “akan ada dua pemikiran yang mewakili perasaan
anak muda dalam menghadapi tantangan tersebut.” ujarnya.
Pertama,
panik karena mungkin saja pekerjaannya suatu hari nanti akan digantikan oleh
mesin atau robot. Pemikiran kedua adalah orang-orang yang optimis, yang bisa
melihat bahwa pemerintah telah menyiapkan peta jalan serta peluang untuk
anak-anak muda.
Ia
juga menambahkan dengan adanya peta jalan “Making Indonesia 4.0” yang dirilis
oleh pemerintah tersebut dapat membantu generasi muda dalam mempersiapkan diri
menghadapi tantangan di masa mendatang, asalkan generasi muda mau berinovasi
dan belajar.
“Sebelum
pekerjaan kita digantikan oleh robot, ini kesempatan terakhir kita sebagai anak
muda untuk berkreasi dan menggali inovasi untuk berkarya. Ini kita sudah enak
banget nih, pemerintah sudah mempersiapkan semuanya, kita tinggal mengikuti
saja,” ujarnya menanggapi paparan Industri 4.0 yang disampaikan Menteri
Perindustrian.
Di
penghujung acara, Airlangga Hartanto mengingatkan betapa pentingnya kemampuan
bahasa yang perlu dikuasai generasi muda Indonesia agar dapat berkarya di era
Industri 4.0.
“Setidaknya ada tiga bahasa yang
perlu dikuasai oleh anak muda yaitu Inggris, statistik, dan coding,”
tegasnya.
Nah, dari kedua pembicara di atas, untuk generasi milenial harus
siap menghadapi Industri 4.0, tidak perlu takut, mari isi dengan kegiatan yang
positif dan terus belajar, agar kita siap menghadapi perubahan industri
tersebut. Kira-kira, kamu sudah siap belum menghadapi perubahan industri itu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar