Blog berisi liputan acara dan tulisan pribadi.

Senin, 07 Desember 2020

Program Dayamaya Bangkitkan Potensi Ekonomi Digital

Ditengah pandemi, semangat untuk bertahan hidup harus terus menyala. Apalagi semangat dalam mengembangkan ekonomi digital seperti yang dilakukan pemerintah.

Semoga saya dan teman-teman semuanya semangat dan optimis dalam menghadapi kondisi ini.

Kondisi dimana pandemi masih ada, diperlukan gerakan optimis dalam menyikapi masalah ini, agar sedikit demi sedikit bisa terselesaikan dengan baik.

Pemerintah dalam hal ini melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) menyikapi masalah ini dengan mengembangkan potensi ekonomi digital di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T).

Seperti kita ketahui bersama, Kementerian Komunikasi dan Informatika membuat program Dayamaya. Energi positif yang dibangun pemerintah ini salah satunya dengan mengajak para pelaku Startup ecommerce, Komunitas, Kelompok masyarakat dan UMKM digital bersinergi dalam mengembangkan potensi serta solusi bagi masyarakat.

Bapak Danny Januar Ismawan selaku Direktur Layanan TI untuk Masyarakat dan Pemerintah manyampaikan,

“Melalui peran startup, komunitas, dan UMKM yang terlibat, kami harapkan dapat mempercepat kemajuan di daerah 3T. Saat ini sudah ada lima inisiatif, dari 18 yang terpilih pada tahun 2019, yang mulai berproses di masyarakat. Kami yakin dengan peran serta mereka, akan segera terjadi perubahan di daerah 3T menuju ke arah yang lebih baik,”  

Ternyata ada 18 inisiatif lohh, namun yang tiga inisiatif ini yang berkesempatan memberikan kontribusi kepada masyarakat yaitu Atourin, Cakap, dan Jahitin.




Kamu juga perlu tahu nih Atourin itu apa? Atourin merupakan perusahaan teknologi pariwisata yang menyediakan jasa dan layanan baik online maupun offline untuk industri pariwisata Indonesia, pada tahun 2019 berkesempatan menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi pemandu wisata di Natuna melalui program Dayamaya.

Menurut Reza Permadi selaku Tim Operasional Atourin, pada tahun 2019 terdapat 10 pemandu wisata di Natuna sudah memiliki lisensi, lebih berani melakukan self branding, dan mulai memanfaatkan media sosial untuk melakukan promosi. Dengan ini diharapkan akan ada lebih banyak lagi pemandu wisata yang berlisensi.

“Di masa pandemi ini, salah satu satu program kami yaitu melakukan pelatihan secara daring bagi pemandu wisata se-Indonesia. Kami ajarkan bagaimana cara membuat tur virtual. Salah satu sektor yang paling terdampak akibat pandemi adalah pariwisata. Dengan pelatihan ini, diharapkan pemandu wisata dapat memanfaatkan internet untuk menghadirkan layanan virtual tour baik kepada wisatawan dalam negeri maupun mancanegara” kata Reza.

Reza juga mengatakan, tur virtual ini merupakan platform baru, yang dapat dimanfaatkan untuk jangka waktu panjang, tidak hanya di masa pandemi saja.




Disamping ada Atourin, Cakap yang sebagai platform online pembelajaran bahasa asing mendukung pengembangan daerah wisata dengan meningkatkan kemampuan masyarakat dari sisi penguasaan bahasa, utamanya bahasa Inggris.

Dalam kontribusinya, pada tahun 2019 lewat program Dayamaya, Cakap telah menyelenggarakan digital assessment di Kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Sumba

Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), menggunakan standarisasi CEFR (The Common European Framework of Reference for Languages). Program melibatkan peserta setingkat pelajar SMA sebanyak 250 orang, kegiatan ini dilakukan secara daring melalui ruang belajar digital dalam sebuah kelas online yang diisi oleh guru bahasa Inggris asing (ESL Teacher).

Menurut Tommy Yunus selaku CEO Cakap, kemampuan berbahasa Inggris sangat penting dalam usaha mengembangkan daerah wisata, karena menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah wisatawan dalam menciptakan pariwisata berkelanjutan.

“Di masa pandemi ini kami menggelar program pelatihan secara daring bagi penggiat dan pelaku pariwisata yang tentu saja difasilitasi oleh BAKTI, Kementerian Pariwisata dan pemerintah daerah. Cakap selaku mitra platform pembelajaran memberikan kesempatan kepada masyarakat pelaku industri pariwisata untuk belajar bahasa Inggris secara gratis. Untuk menjadi peserta dapat mendaftar dengan mengakses website resmi Cakap. Sejauh ini sudah ada beberapa daerah yang mendaftar yaitu Kalimantan Selatan, Maluku Utara, Sulawesi Utara dan Bangka Belitung. Sulawesi Utara dan Kalimantan Selatan sebagai daerah terbanyak yang mendaftar menjadi peserta” ujar Tommy.

Tommy berharap peserta yang mengikuti pelatihan ini nantinya akan mendapatkan akses kelas webinar, materi pembelajaran dalam bentuk ebook, akses video pembelajaran, kuis untuk evaluasi dan mengukur kemampuan bahasa Inggris selama program, pendampingan oleh guru profesional dan lokal fasilitator, serta mendapatkan sertifikat penyelesaian di akhir program.




Selain Cakap yang meningkatkan kemampuan SDM dari sisi bahasa, maka Jahitin Academy memberdayakan SDM dengan meningkatkan skill para penjahit di Provinsi NTT, khususnya di Sumba Barat dan Sumba Barat Daya. Melalui workshop pengolahan limbah kain tenun, Jahitin mengajarkan bagaimana cara mengolah limbah tenun menjadi produk yang bernilai jual, seperti untuk membuat cushion pillow.

Tidak hanya itu, Jahitin juga membantu para penjahit agar dapat lebih mudah mengakses pasar. Dampaknya saat ini penjahit di Sumba sudah mendapatkan akses langsung berhubungan dengan Dinas Perdagangan.

“Di masa pandemi kami melakukan pelatihan kepada para penjahit, bagaimana cara membuat masker sesuai dengan standar kesehatan yang difasilitasi oleh BAKTI dan

Kementerian Desa, dan Pemberdayaan Daerah Tertinggal. Hasilnya, para penjahit di Sumba berhasil mendapatkan orderan membuat 5000 masker,” kata Asri Wijayanti.

Sebagai sebuah bangsa, Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman, dalam membangun daerah 3T pemerintah tentu tidak dapat bekerja sendiri. Untuk itu, peran dari para startup dan komunitas sangat diperlukan untuk bersama-sama bersinergi mempercepat pembangunan di daerah 3T.

“Dengan merangkul stakeholder strategis, kami yakin kita akan memiliki daya atau berdaya untuk bersama-sama membawa perubahan di daerah 3T. Utamanya perbaikan dari sisi perekonomian berbasis ekonomi digital. Hal ini selaras dengan campaign yang kami angkat, yaitu Berdaya Bersama,” jelas Ari Soegeng Wahyuniarti, selaku Kepala Divisi Layanan Telekomunikasi dan Informasi untuk Masyarakat.

Lewat tiga program Dayamaya ini diharapkan masyarakat yang memanfaatkan program keren ini untuk menambah wawasan dan juga menambah skill dalam meningkatkan pribadi maupun komunitas di masyarakat.

Energi positif yang dibangun Kemenkominfo ini, patut ditiru oleh lembaga lainnya guna memberikan program yang bermanfaat tidak hanya untuk masa-masa pandemi ini, tetapi setelah pandemi ini selesai, program Dayamaya ini harus terus memberikan yang terbaik bagi masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Secercah Harapan Lewat ‘Emas Hijau’ di Temanggung, Astra Hadir

Menarik untuk membaca kisah dari Danar Vhisnu yang berjudul ‘ Di Hantam Pandemi, Intan Merah Penyelamat Bhumi Phala ’ yang menjadi salah sat...