Berulang kali membaca buku “Trip To Forgive” yang dimotori Diah Mahmudah seraya saya ingin membagi cerita singkat lewat tulisan ini. Antologi buku yang ditulis oleh Diah Mahmudah, Violin Novelia, Runny, Inara, Rena Puspa dkk telah memberikan kita pelajaran luar biasa tentang bagaimana perempuan bangkit dari lukanya dan ini sangatlah tidak mudah.
Menyembuhkan luka butuh waktu dan latihan khusus untuk bisa bangkit dari keadaan ini. Seperti halnya tulisan Esti Wulansari yang berjudul “Merayakan Luka Melangitkan Maaf” hanya dimiliki oleh orang yang penuh dengan jiwa yang sangat luar biasa.
Poin inilah bagaimana mungkin seorang yang disakiti namun bisa memberikan maaf dengan terbuka, dan inilah juga yang membuat saya penasaran dengan buku “Trip To Forgive” untuk terus saya baca, sambil memahami jiwa perempuan yang saya kenal setiap harinya.
Jelas sekali, buku “Trip To Forgive” memiliki pesan yang sangat luar biasa untuk bisa dijadikan sebuah “azam” dan menjadi kekuatan yang luar biasa. Kelegowoan seorang wanita disadari ataupun tidak, bagi seorang laki-laki terkadang tidak sedikitpun tau isi hati istrinya. Dengan buku “Trip To Forgive” kita akan dibawa langsung tahu pada titik dimana seorang perempuan perlu dan layak dihargai dan dihormati, ini sangatlah penting.
Saling memahami antar keduanya dan sesama justru akan saling menguatkan satu sama lainnya. Menebarkan kasih sayang justru saling menguatkan dan akan membuat kekuatan yang luar biasa menjadi sebuah kekuatan yang tidak disadari.
Untuk itu, buku “Trip To Forgive” layak dibaca oleh orang-orang yang ingin tahu betul bahwa luka menjadi sebuah kekuatan yang tiada tara. Benar sekali, buku “Trip To Forgive”ini menyajikan tema duka yang tidak seperti buku lainnya. Namun, buat saya, ini patut diacungi jempol.
Pasalnya, semakin kita mengetahui pasangan yang kita miliki lewat buku “Trip To Forgive”, kiranya jangan lagi memberi duka ataupun luka, perempuan sangatlah butuh sentuhan bahagia, akan tetapi manakal duka pun menghampirinya, seorang lelaki harus sanggup mendampingi agar mampu keluar dari masalah yang dideritanya.
Banyak hal yang membuat perempuan tak mau berterus terang dengan apa yang dialaminya. Terkadang ini hanya sebagai bagian dari ia yang selalu patuh pada pasangannya. Namun “Trip To Forgive”, buku yang saya baca ini membawa saya ingin jauh lebih mengerti tentang apa saja perjuangan yang dialami oleh seorang perempuan.
Saya ingin tahu bagaimana dalam kondisi bahagia dan dalam kondisi duka. Ini harus betul-betul dipahami dengan baik. Jangan sampai, kita hanya tahu ia bahagia akan tetapi kita tidak tahu ia dalam kondisi rumit dan duka.
Lewat buku “Trip To Forgive” seyogyanya kita jadikan i’tibar buat siapapun. Kita harus peduli dengan perasaan yang dialami seorang perempuan yang selama ini kita kenal. Kita pun harus tahu betul cerita sebelumnya dari perempuan tersebut, bukan dari orang lain. Alhasil kita akan jauh lebih tahu tentang perasaan seorang perempuan dalam kehidupan sehari-hari dari bercerita secara langsung.
Buku “Trip To Forgive” mampu membuat saya jadi tahu bagaimana seorang perempuan yang kuat penuh berlumuran duka, akan tetapi mampu keluar dari duka tersebut dan bisa memaafkan keadaan yang dialaminya dan ini sangat luar biasa.
Dalam buku “Trip To Forgive” diterangkan bahwa perempuan-perempuan yang bercerita dalam buku ini bercerita dengan kisah nyata yang didampingi oleh Dandiah.
Masih dalam buku “Trip To Forgive” ini disana ditulis bahwa buku ini merupakan rangkaian dari buku Trilogy Positive Parenting. Sekedar untuk diketahui, Dandiah Care Center sering membuka workshop lohh, bisa kamu hubungi Duta Kesehatan Mental di nomer 08121075079.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar